logo-raywhite-offcanvas

02 Nov 2021

Histori Jl. MH. Thamrin, Jakarta Pusat

Histori Jl. MH. Thamrin, Jakarta Pusat

Nama Jalan M.H. Thamrin pasti sudah tidak asing lagi bagi orang-orang Jakarta, yaitu jalan raya utama yang terdapat di pusat Kota Jakarta dengan jalan sepanjang 2.5 KM. Jalan ini membentang dari ujung utara Jalan Jenderal Sudirman di Kanal Banjir Barat ujung selatan hingga bundaran dekat Patung Arjuna Wijaya Jakarta di ujung utara.

Jalan M.H. Thamrin tergolong sebagai arteri Jakarta yang memiliki sejarah cukup banyak. Jalan yang dikembangkan pada tahun 1950-an ini, merupakan landmark Indonesia pasca-kolonial dan memiliki arti yang fundamental di Jakarta. Dahulu, jalan Thamrin merupakan jalur kecil yang membentang diantara Koningsplein Barat sekarang kita kenal sebagai Lapangan Merdeka atau Monumen Nasional, hingga Kebon Sirih. Jalur ini dahulu dikenal sebagai Gang Timboel.

Terdapat cerita tersendiri dibalik asal-usul nama Jalan M.H. Thamrin. Dimulai pada tahun 1949 di daerah Kebayoran Lama, masyarakat membutuhkan jalan yang menghubungkan pinggiran kota, dengan pusat kota Jakarta saat itu. Sehingga, pada tahun yang sama dimulailah pengerjaan jalan raya. Bagian utara jalan raya tersebut diberi nama Jalan M.H. Thamrin pada Januari 1951, sebagai dedikasi untuk salah satu Pahlawan Nasional Indonesia yaitu Mohammad Husni Thamrin. Beliau merupakan seseorang yang berjasa bagi penduduk Kota Betawi.

Pada awal proyek Jalan M.H. Thamrin tersebut, dibangun beberapa pusat bisnis seperti Sarinah Department Store, gedung Bank Dagang Negara (sekarang Wisma Mandiri), gedung Kementerian Agama, Wisma Nusantara, Hotel Indonesia dan Bundaran Hotel Indonesia yang terkemuka pada masanya. Akhirnya, Jalan M.H. Thamrin berhasil dibangun pada tahun 1953. Maka dari itu, Jalan M.H. Thamrin merupakan salah satu jalan utama di Jakarta dan juga Pusat Bisnis sejak dahulu kala.

Tahun 1962 sebagai tuan rumah warga Indonesia, dengan semangat menyambut Asian Games yang akan diselenggarakan di Jakarta pada saat itu, Presiden Soekarno membayangkan para tamu Asian Games tiba di Bandara Kemayoran, dan melaju di sepanjang Jalan Thamrin, dengan disambut Tugu Selamat Datang untuk kemudian menginap di Hotel Indonesia. Untuk perhelatan pesta olahraga sedunia ini, pengunjung akan dibawa melewati sepanjang Jalan Sudirman melintasi jembatan Semanggi ke kompleks olahraga Gelora Bung Karno yang baru dibuka di tempat Asian Games 1962 berlangsung. Untuk kepentingan turnamen, baik Jalan Thamrin maupun Sudirman, diperlebar pada awal tahun 1960-an. Maka dari itu, Jalan Thamrin merupakan salah satu icon penting yang di bangun oleh Presiden Soekarno untuk menyambut Asian Games.

Di 1960-an pejalan kaki menggunakan zebra cross sebagai media penyebrangan jalan pada saat itu. Namun, pengendara kendaraan bermotor di Jakarta, dianggap mempercepat laju kendaraan saat mendekati zebra cross untuk mendahului pejalan kaki. Ahli transportasi juga mengatakan, kalau zebra cross sudah tidak cocok berada di jalan yang besar dan ramai. Pada akhirnya, dibangunlah sebuah jembatan penyeberangan pada 21 April 1968 yang terdapat di depan pusat perbelanjaan Sarinah, Jalan M.H. Thamrin. Jembatan penyebrangan tersebut dinamakan Jembatan Kartini, karena bertepatan dengan kelahiran R.A. Kartini.

Semakin padat dan dilalui sebagai jalan utama, pada tanggal 10 Oktober 2013 pembangunan proyek kereta Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta akhirnya mulai dijalankan, untuk menopang mobilitas warga yang semakin padat. Ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Presiden Joko Widodo. MRT Jakarta dibangun sepanjang 16 kilometer, yang terdiri dari beberapa titik jalur layang dan jalur bawah tanah. Pada titik stasiun layang, terdiri dari Stasiun Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete Raya, Haji Nawi, Blok A, Blok M, dan Sisingamangaraja. Depo akan berada di kawasan Stasiun Lebak Bulus. Sedangkan titik stasiun bawah tanah dimulai dari Senayan, Istora, Bendungan Hilir, Setiabudi, Dukuh Atas, dan Bundaran Hotel Indonesia. Pada Jalan M.H. Thamrin, kita sudah dapat menikmati kereta MRT terhitung sejak tanggal 24 Maret 2019 lalu, yang terdapat di Stasiun Bundaran HI.

Di Jalan M.H. Thamrin juga terletak kantor Ray White Property Management, dengan fokus pada sewa-menyewa dan juga jual beli properti  sehingga Ray White Property Management dapat menjadi agent terpercaya yang membantu anda untuk mendapatkan properti terbaik sesuai dengan kebutuhan dan impian anda di kota Jakarta. Anda dapat mengunjungi kantor Ray White Property Management yang berlokasi di Gedung Lippo Thamrin lantai 5 Unit 5-02 jalan M.H. Thamrin No. 20 Jakarta Pusat atau hubungi kami di (021) 2918 - 5234.

 

Share
Search
Tag