logo-raywhite-offcanvas

12 Nov 2021

Monumen Selamat Datang (Bundaran HI)

Monumen Selamat Datang (Bundaran HI)

Berada di pusat kota, Monumen Selamat Datang digambarkan dengan sepasang manusia yang menghadap Utara dengan menggenggam bunga dan melambaikan tangan, memiliki arti untuk menyambut orang-orang yang datang. Monumen Selamat Datang sudah menjadi ikon bagi Kota Jakarta karena letaknya yang berada di tengah kota. Namun, dibalik megahnya Monumen Selamat Datang yang berada di Bundaran HI, tersimpan sejarah yang tak terlupakan bagi Bangsa Indonesia.

Patung selamat datang dibuat pada tahun 1962 di Jakarta untuk menyambut tamu-tamu kenegaraan di Bundaran Hotel Indonesia. Pada saat itu, Presiden Soekarno membangun patung selamat datang dalam rangka Asian Games IV 1962 yang diadakan di Jakarta. Para atlet dan kru menginap di Hotel Indonesia, yang merupakan hotel bintang 5 pertama di Jakarta yang juga dibangun dalam rangka menyongsong pesta olahraga terbesar se-Asia. 

Presiden Soekarno adalah pencetus utama pembuatan Monumen Selamat Datang, ide ini bermula dari obrolan santai antara Soekarno dengan para seniman di teras belakang Istana Negara, Jakarta, pada 1959. Salah satu yang hadir disana adalah Edhi Sunarso, pematung maestro handalan Indonesia, yang pada akhirnya rencana ini disampaikan kepada beliau dan menujuk seniman Henk Ngantung yang pada saat itu merupakan Wakil Gubernur DKI Jakarta untuk merancang desain bangunan. 

Soekarno mengungkapkan kepada Edhi, bahwa ia ingin ada sebuah monumen yang bisa mewakili karakter bangsa Indonesia untuk menyambut para tamu yang akan hadir di Jakarta, sebagai Tuan Rumah Asian Games IV 1962. Awalnya, Edhi Sunarso sempat ragu untuk membuat patung dari perunggu dan dengan ukuran yang diminta oleh Soekarno. Namun, Soekarno meyakinkan Edhi bahwa ia pasti mampu membuat patung sesuai yang diminta oleh dirinya. 

Patung selamat datang memiliki arti yang mendalam, didesain dengan sangat detail. Dibuat dengan perunggu yang memiliki tinggi patung dari kepala sampai kaki sepanjang 5 meter, tinggi kaki hingga tangan yang melambai mencapai 7 meter, dan tinggi kaki penyangga patung memiliki panjang 10 meter. Monumen Selamat Datang ini berada tepat diatas lingkaran piring raksasa yang memiliki garis tengah 100 meter. 

Ukuran - ukuran yang dibuat merupakan pilihan dan hasil koreksi dari Presiden Soekarno. Konsep sepasang manusia yang menjadi ikon patung selamat datang memiliki arti wajah para pemuda dan pemudi Indonesia yang gembira dengan menggenggam bunga dan melambaikan tangan, memiliki makna bahwa Indonesia siap menyambut delegasi negara dengan terbuka. 

Arah patung menghadap ke Utara semata-mata bukan kebetulan, namun memiliki makna bahwa Indonesia siap menyambut para utusan setiap negara melalui pintu utama Jakarta dari Utara yang digambarkan sebagai pusat bisnis, dan perdagangan. Pada saat itu kedatangan tamu masih dari arah Utara Bandara Kemayoran.

Pada saat pembuatan patung oleh Edhi Sunarso, Presiden Soekarno didampingi Duta Besar Amerika Serikat, Howard P. Jones beserta para menteri yang sempat berkunjung ke sanggar Edhi Sunarso. Pembuatan patung ini memakan waktu sekitar satu tahun dan diresmikan oleh Presiden Soekarno pada tahun 1962.

Monumen Selamat Datang terletak di pusat Bundaran Hotel Indonesia atau yang lebih di kenal dengan Bundaran HI. Diberikan nama Bundaran HI karena letaknya yang dekat dengan Hotel Indonesia. Hingga kini banyak orang yang menyebutnya dengan Bunderan HI yaitu bahasa yang lebih dekat dengan Bahasa Jawa-Betawi dan lebih dekat dengan identitas Jakarta. 

Pada tahun 2002 telah dilakukan renovasi Bundaran HI dan Monumen Selamat Datang yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta pada saat itu, Sutiyoso. Renovasi yang dilakukan mencakup penambahan lima formasi air mancur yang memiliki arti lima ucapan, yakni selamat pagi, selamat siang, selamat sore, selamat malam, dan selamat berhari Minggu. Selain itu angka lima memberikan makna pada lima wilayah di Jakarta yaitu Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Utara, Jakarta Timur, dan Jakarta Barat. Formasi lima ini melambangkan Pancasila dan kemudian ditambah air mancur baru, desain kolam baru, dan pencahayaan.

Bundaran HI ini terletak di tengah persimpangan Jalan M. H. Thamrin dengan Jalan Imam Bonjol, Jalan Sutan Syahrir, dan Jalan Kebon Kacang. Setiap hari minggu pagi, saat dilaksanakan car free day di pusat kota Jakarta, bundaran ini dipenuhi oleh orang yang berolahraga, bersepeda, maupun pedagang kaki lima. Namun, sejak pandemi, car free day di sepanjang Jalan M.H Thamrin ditiadakan sementara.

Selain terdapat ikon Kota Jakarta yakni, Bundaran HI, Jalan M.H Thamrin bisa menjadi pilihan utama untuk destinasi pencarian properti dengan prospek yang menguntungkan. Terdapat Ray White Property Management yang berfokus pada sewa-menyewa dan jual beli properti yang dapat menjadi pilihan yang tepat untuk mewujudkan hunian impian anda. Anda bisa mengunjungi Ray White Property Management yang berlokasi di Gedung Lippo Thamrin lantai 5 unit 5-02 Jalan M.H. Thamrin No. 20 Jakarta Pusat atau hubungi kami di (021) 2918 - 5234.

 

Source : Wikipedia, travel.okezone, tirto.id 

Share
Search
Tag